Sabtu, 26 November 2011 | 10.16 | 0 Comments

Thailand Minta Facebook Hapus Konten Terlarang


Pemerintah Thailand meminta kepada situs jejaring sosial Facebook untuk menghapus lebih dari 10.000 halaman yang menghina kerajaan di negara itu. 
BANGKOK,  Pemerintah Thailand meminta kepada situs jejaring sosial Facebook untuk menghapus lebih dari 10.000 halaman yang berisi gambar dan tulisan yang menghina kerajaan di negara tersebut.

Penghinaan terhadap kerajaan di Thailand merupakan pelanggaran berat di negara tersebut. Belum lama ini pengadilan di Thailand memberikan vonis 20 tahun penjara kepada seorang pria yang mengirimkan empat pesan singkat (SMS) yang menghina kerajaan.

"Kami telah memberitahukan kepada Facebook dan meminta bantuan mereka untuk menghapus konten yang menyinggung monarki kami. Ada lebih dari 10.000 URL yang tampaknya menghina kerajaan," kata Menteri Informasi Thailand Anudith Nakornthap, Kamis (24/11/2011).

Ia mengatakan, pengguna Facebook di Thailand sebaiknya tidak mengklik tombol "Like" pada halaman terlarang di situs tersebut. Pengguna Facebook juga diminta tidak berkomentar yang melecehkan kerajaan.

Di Thailand, siapa pun yang menghina raja, ratu, pewaris, atau pejabat lingkungan kerajaan dapat dijatuhi hukuman penjara sampai 15 tahun untuk setiap pelanggaran.
Sumber : AFP
Baca Lanjutan Thailand Minta Facebook Hapus Konten Terlarang


Kampanye Microsoft untuk Dekatkan Keluarga

Kemacetan jalan di kota-kota besar, seperti di Jakarta, telah membuat waktu bertemunya seorang bapak/ibu—terutama yang bekerja—dengan anaknya semakin berkurang. Mereka bertemu rata-rata hanya 1-4 jam sehari. Untuk menambah kuantitas pertemuan dengan keluarganya, para orang tua umumnya memanfaatkan teknologi untuk tetap berkomunikasi.

Fakta di atas terungkap dari survei yang dilakukan Microsoft terhadap lebih dari 3.700 responden di tujuh negara Asia, yaitu China, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Survei tersebut menunjukkan 66 persen responden selalu menggunakan teknologi untuk berhubungan dengan keluarga.
Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak 64 persen responden menggunakan internet dan 41 persen menggunakan SMS untuk berkomunikasi dengan keluarganya.

"Temuan ini menunjukkan masyarakat Indonesia percaya bahwa teknologi membantu mereka untuk berkomunikasi dan terhubung dengan keluarganya secara lebih baik. Oleh karena itu, Microsoft dan mitra-mitranya memfasilitasi kebutuhan tersebut melalui produk dan teknologinya," ungkap Bobby Suadi, Windows Business Group Lead Microsoft Indonesia, di acara Media Gathering yang bertempat di Hotel Novus Puncak, Bogor, pada Jumat (25/11/2011).

Microsoft meresponsnya dengan meluncurkan "Microsoft Family Campaign" bekerja sama dengan 14 mitra PC dan 3 peritel utama dengan membawa tema "Saat Paling Pas Kumpul Bareng Keluarga".
Kampanye ini bertujuan mendekatkan keluarga di Indonesia melalui kolaborasi produk Microsoft dan produsen PC. Kampanye ini tak sekadar ajang jualan, Microsoft bersama para mitranya juga akan memberikan pencerahan teknologi apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu komunikasi sebuah keluarga.

Teknologi Microsoft yang dapat membantu keluarga berkomunikasi, salah satunya, adalah Windows Live Essential yang terdiri dari beberapa tools yang berguna untuk melakukan chatting baik teks maupun video (Live Messenger) serta berbagi dan editing foto/video (Live Photo Gallery/Movie Maker).

Teknologi Microsoft lain yang mendukung kampanye ini adalah fitur Parental Control, Internet Explorer 9, Game Explorer, Microsoft Security Essential (antivirus gratis), Windows Media Player, dan banyak lainnya.

Selain itu, melalui kampanye ini Microsoft juga menyebarkan informasi pentingnya fitur proteksi penggunaan bagi keluarga dari akses-akses yang tidak layak. "Di setiap akhir minggu selama bulan Desember dan Januari, Microsoft mengedukasi perlunya penggunaan Windows Live Family Safety dalam PC Windows 7 untuk memproteksi anak dari akses tak layak," ujar Hermawan Sutanto, CMO Microsoft Indonesia.

Mitra-mitra yang ikut berpartisipasi dalam kampanye keluarga ini adalah Acer, Asus, HP, Toshiba, Lenovo, Dell, Sony, Samsung, Fujitsu, Zyrex, Axioo, Wearnes, Advan, dan C3 Cube. Untuk tiga peritel utama yang berpartisipasi adalah Bhinneka, Pazia, dan IT Gallery. Informasi mengenai "Microsoft Family Campaign" ini dapat dilihat di http://microsoft.com/indonesia/family dan http://facebook.com/100percentoriginal.

  • kompas
Baca Lanjutan Kampanye Microsoft untuk Dekatkan Keluarga


Spons Pencuci Piring Bisa Bawa Penyakit

Kebanyakan ibu rumah tangga sudah merasa cukup untuk mencuci spons pencuci piring dengan air setelah dipakai dan menggantinya dengan yang baru sebulan sekali. Padahal, spons cuci piring termasuk dalam gudang kuman yang bisa menularkan penyakit.

Dalam sebuah studi mengenai kebersihan dapur di Singapura terungkap bahwa 88 persen spons pencuci piring yang dites mengandung bakteri salmonella dan Escherichia coli (E.coli).

Pemakaian spons berulang kali untuk membersihkan alat makan, bahkan mencuci sink (tempat cuci piring), menyebabkan spons menjadi tempat yang nyaman bagi berkumpulnya kuman.

"Spons juga umumnya berada di lingkungan yang lembab dan basah karena semalaman direndam dalam cairan sabun. Ini adalah lingkungan yang kondusif bagi perkembangbiakan kuman," kata Dr.Emily Cheah, ahli mikrobiologi.

Dalam penelitian yang dilakukannya, para peneliti membagikan spons pencuci piring dan talenan baru kepada 25 rumah tangga untuk dipakai selama 7 hari. Kemudian setelah itu spons dan talenan tersebut dikumpulkan dan diperiksa.

Dalam studi yang dilakukan di bulan September 2011 itu ditemukan 72 persen rumah tangga menggunakan spons yang sama untuk mencuci piring dan membersihkan area tempat cuci piring dan talenan.

Menurut Cheah, kebiasaan tersebut akan meningkatkan risiko kontaminasi silang karena terjadi kontak dengan alat yang dipakai untuk menyiapkan daging.

"Bila satu spons dipakai untuk segala keperluan risiko kontaminasi bakteri akan meningkat. Ini beresiko tinggi pada orang yang kekebalannya rendah seperti anak-anak dan orang lanjut usia," katanya.

Para ahli merekomendasikan agar spons diganti setiap dua minggu sekali. Untuk mencegah kontaminasi bakteri yang berasal dari daging mentah, disarankan untuk menggunakan talenan yang berbeda dengan yang dipakai untuk mengolah sayuran atau makanan matang.
Selain mengganti secara berkala, dianjurkan juga untuk mengeringkan spons di bawah sinar matahari atau dalam microwave setelah tidak dipakai lagi.

  • kompas
Baca Lanjutan Spons Pencuci Piring Bisa Bawa Penyakit


 
Copyright Berita Bacaan © 2010 - All right reserved - Editing Beritabacaan Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.