Tak hanya gerakan kaki atau tangan manusia yang dapat menghasilkan listrik, embusan napas yang keluar dari hidung pun ternyata bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Peneliti fisika material dari Wisconsin University menemukan pita plastik mikro yang bergetar saat dilewati udara berkecepatan rendah. Bahan ini bisa dikembangkan untuk menciptakan energi dari embusan napas manusia.
Dalam
laporan di jurnal Energy and
Environmental Science edisi September, Xudong Wang dan
Chengliang Sun membahas efek piezoelectric pada bahan tersebut.
Mereka menyatakan bahwa muatan listrik bisa dikumpulkan layaknya
baterai jika terjadi tekanan mekanik pada bahan khusus polyvinylidene
fluoride (PVDF).
"Pada dasarnya kami memanen energi
mekanik dari sistem biologi," Wang menjelaskan.
Udara
yang mengalir melalui sistem pernapasan manusia umumnya melaju pada
kecepatan 2 meter per detik. Riset mereka menunjukkan aliran udara
berkecepatan rendah sekalipun bisa menghasilkan getaran asalkan bahan
yang dilaluinya amat tipis.
Daya yang dihasilkan lewat getaran itu
relatif kecil, cuma beberapa mikrowatt, namun energi itu cukup besar
untuk menghidupkan sensor atau implan tertentu pada wajah. Temuan ini
dapat dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan teknologi nano.
Pada saat ini, teknologi nano memungkinkan peneliti membuat
perangkat elektronik berukuran mini yang bisa dipakai sebagai pemantau
aktivitas biologis tubuh, semisal produksi glukosa tubuh. Perangkat
mini ini hanya membutuhkan energi kecil untuk beroperasi dan bisa
dipenuhi oleh pita supertipis bikinan Wang.
Untuk
membuat pita tipis ini, Wang memanfaatkan proses "penggoresan ion"
pada bahan tipis sehingga membangkitkan efek piezoelectric.
Beberapa perbaikan lebih jauh bisa dilakukan agar ketebalan pita bisa
diatur hingga tingkat submikron.
Selain aliran pernapasan, peneliti
membidik kemungkinan penggunaan energi tubuh yang terbuang melalui
aliran darah, gerak, hingga panas tubuh. Gerak mekanis yang konstan
ini akan menjadi sumber tenaga yang tak pernah habis.