Kulit
antipeluru dibuat pertama-tama dengan memanen protein sutra laba-laba
dari susu kambing rekayasa genetika. Protein tersebut dikumpulkan dan
ditenun sehingga menghasilkan material sekuat baja. Kemudian,
digabungkan dengan sel kulit manusia dengan cara dikulturkan.
Jalila Essaidi, ilmuwan asal Belanda, membuat inovasi dan kreatifitas unik dengan menciptakan kulit antipeluru. Inovasi tersebut dibuat dalam proyek bernama "2.6g 329m/s", berdasarkan berat dan kecepatan peluru senapan panjang kaliber 22.
Pengembangan inovasi ini memang masih diperlukan, tetapi Essaidi sudah punya banyak angan-angan. "Bayangkan rompi antipeluru dengan sutra laba-laba yang bisa menangkap peluru yang di masa modern sama dengan panah Genghis Khan," kata Essaidi.
buat yang penasaran seperti apa, ini ada
videonya untuk lebih jelasnya.
Kalau udah di pasarkan kulit seperti ini, siapa tahu di jual bebas dengan harga terjangkau..haha
jadi manusia super semua ya.. beli aja satu...(ngimpi..hahahaha)
Jalila Essaidi, ilmuwan asal Belanda, membuat inovasi dan kreatifitas unik dengan menciptakan kulit antipeluru. Inovasi tersebut dibuat dalam proyek bernama "2.6g 329m/s", berdasarkan berat dan kecepatan peluru senapan panjang kaliber 22.
Pengembangan inovasi ini memang masih diperlukan, tetapi Essaidi sudah punya banyak angan-angan. "Bayangkan rompi antipeluru dengan sutra laba-laba yang bisa menangkap peluru yang di masa modern sama dengan panah Genghis Khan," kata Essaidi.
buat yang penasaran seperti apa, ini ada
videonya untuk lebih jelasnya.
Kalau udah di pasarkan kulit seperti ini, siapa tahu di jual bebas dengan harga terjangkau..haha
jadi manusia super semua ya.. beli aja satu...(ngimpi..hahahaha)